Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

I'm F*cking Ngeri-Ngeri Sedap

Sejak pemerintah melonggarkan aturan PPKM di berbagai daerah, perlahan industri film mulai kembali pulih. Hal ini terbukti dengan kehadiran film KKN di Desa Penari. Datang sebagai film horor yang tayang setelah pandemi covid-19 mereda, film horor yang diangkat dari thread Twiter ini mampu menarik minat banyak orang. Gak tanggung-tanggung, 8 juta orang sudah menonton film KKN di Desa Penari. Ini jadi bukti kalau dunia perfilman Indonesia bisa bergeliat seperti semula.

Tapi yang bikin gue kesel, dari 8 juta penonton, enggak ada satu pun penonton yang punya inisiatif lapor ke KPK ketika tau ada KKN di Desa Penari. Bagaimana bangsa ini mau maju!!!

Selain KKN di Desa Penari, bioskop Tanah Air juga kehadiran film lain yang tak kalah bagus. Berjudul Ngeri-Ngeri Sedap karya sutradara Bene Dion. Sumpah film ini bagus bangeeet!!!!

Jika dilihat dari poster dan latar belakang para pemainnya, mungkin banyak yang mengira jika film mengangkat kisah budaya batak ini bakal penuh akan komedi yang menggelitik sehingga bikin masker retak, tapi ternyata film ini menyuguhkan cerita haru tentang rumah tangga yang retak. Anak broken home can relate.



Tepatnya Sabtu tanggal 5 Juni kemarin, gue bareng istri gue (ngetik ini gak tega sama jomblo yang lagi baca) menonton film Ngeri-Ngeri Sedap di salah satu bioskop di Bogor. Awalnya, gue tidak berekspektasi banyak dengan film ini.

Pertama, film ini mengambil kisah tentang keluarga batak, dan hampir semua pemainnya itu orang batak. Jadi bagi gue yang merupakan USA, urang sunda asli, kayaknya bakal roaming deh dengan pembahasan dan dialognya.

Kedua, ini merupakan film debutnya sutradara Bene Dion. Gue kenal Bene Dion sebagai seorang stand up comedian. Dia juga kerap terlibat dalam film-filmnya Ernest Prakasa sebagai penulis komedinya. Makanya ketika dia berani ambil peran sutradara untuk film ini, ada rasa khawatir kalau filmnya akan terkesan biasa-biasa aja.

Setelah selesai menonton film Ngeri-Ngeri Sedap, dua teori gue barusan luluh lantah seketika. Aslii, filmnya bagus bangeeeet. Saking bagusnya, kata Good di kamus Oxford bisa diganti dengan kata Ngeri-Ngeri Sedap.

Jadi kalau ada bule ditanya, How are you today? dijawab Oh I'm fucking ngeri-ngeri sedap!



Ngeri-Ngeri Sedap berkisah tentang satu keluarga batak beranggotakan:

Bapak yang dipanggil Pak Domu

Ibu yang dipanggil Bu Domu

Anak pertama yang dipanggil Domu

Anak kedua yang dipanggil Sarma

Anak ketiga yang dipanggil Gabe

Anak keempat yang dipanggil Sahat.

Sebagai seorang batak, merantau bukan istilah yang asing bagi anak laki-laki. Begitu pun dengan Domu, Gabe dan Sahat yang berpetualang di Tanah Jawa dengan urusannya masing-masing. Cuma Sarma, anak perempuan satu-satunya yang tetap tinggal bersama bapak dan ibu di rumah.

Masalahnya, ketiga anak laki-lakinya itu enggan untuk kembali ke kampung halaman. Pak Domu dan Bu Domu pun dibuat resah dengan sikap anak-anaknya itu.

Pak Domu dan Bu Domu lantas membuat siasat supaya Domu, Gabe dan Sahat mau kembali pulang dan bertemu dengan kedua orang tua. Bagiamana siasat itu berjalan? Apakah kembalinya anak-anak dari perantauan membuat keluarga Domu menjadi bahagia? Jawabannya cuma bisa kamu dapatkan di bioskop kesayangan.

Terdapat tiga hal yang gue dapat setelah menonton film Ngeri-Ngeri Sedap ini:

Belajar Budaya Batak





Hal pertama yang bisa gue dapat setelah menonton film Ngeri-Ngeri Sedap adalah gue bisa tahu banyak tentang budaya dan adat istiadat daerah batak. Selama ini, kebanyakan film-film Indonesia mengangkat kisah atau cerita seputar daerah-daerah di Jawa saja, dan dari Ngeri-Ngeri Sedap gue akhirnya tahu seperti apa sih kehidupan saudara-saudara kita di utara Sumatera itu.

Misalnya saja, di adat batak, anak laki-laki terakhir punya kewajiban merawat dan mengurus harta peninggalan orang tau seperti rumah, bisnis dan lain-lain. Ada juga adat di mana anak pertama harus menikah dengan orang batak juga. Hal-hal kayak gini yang gue belum tahu sebelumnya. 

Awalnya gue cuma tau kalau orang batak lagi ngomong pasti teriak-teriak mulu kayak kiper lagi ngatur pager betis.

Menjaga Harmonisasi Keluarga


Nah ini jadi poin utama yang ingin disampaikan oleh film Ngeri-Ngeri Sedap. Sebagai film drama keluarga pada umumnya, harmonisasi antara ayah, ibu dan anak merupakan bagian penting. Bagiamana setiap anggota keluarga punya perannya masing-masing. Enggak melulu ayah selalu benar. Enggak melulu anak selalu salah, karena yang Salah cuma Liverpool.

Setiap karakter dalam keluarga Domu ini benar-benar sangat kuat dan mewakilkan keresahan kehidupan setiap keluarga di Indonesia.

Jangan Lupa Bawa Tisu 


Poin ini juga penting banget. Sejantan apa pun loe, plis kalau mau nonton film Ngeri-Ngeri Sediap jangan lupa siapin tisu sebelum masuk teater. Gue yang tipe anaknya jarang banget menitikan air mata, bisa dibuat nangis bombay ketika meresapi konflik di film ini.

Gue pun agak malu sendiri, ketika film selesai, mata gue masih berkaca-kaca, lalu lampu bioskop tiba-tiba menyala. Istri gue melirik dengan tatapan heran melihat gue berlinang air mata, lalu bertanya,

Are you good?

Yes, I'm fucking Ngeri-Ngeri Sedap

1 comment for "I'm F*cking Ngeri-Ngeri Sedap"