Buku-buku Gue di Bulan Maret 2021



Bulan Maret jadi bulan paling produktif bagi gua dalam hal membaca buku. Kurang lebih ada 9 buku yang berhasil gue tamatkan. Malah beberapa bukunya sempat gue bikin reviewnya di blog ini.

Sebenarnya, gue lagi membangun kebiasaan untuk rajin membaca buku. Hal ini berawal ketika gue lagi berjelajah di Quora, dan menemukan sebuah thread tentang profil Elon Musk. 

Siapa sih yang nggak tahu Elon Musk? Bagi gue Elon Musk adalah Tony Stark in real life. Dia pencipta mobil super canggih yang dinamakan Tesla. Punya roket Starship SpaceX yang diharapkan kelak jadi alat transportasi ke Mars. Juga punya anak yang diberi nama X Æ A-12 Musk yang bikin pegawai kelurahan kebingungan waktu bikin akte kelahiran.


Salah satu fakta yang menarik tentang Elon Musk adalah kebiasaannya membaca buku kurang lebih 10 jam setiap hari. Bayangin, 10 jam loh! Nggak heran kepala Elon Musk isinya ilmu semua bukan info-info gosip dari Lambe Turah.


Menurut gue, membaca itu adalah salah satu kebiasaan yang effortless alias gak perlu membebani tubuh. Kita bisa sambil rebahan, dengerin musik, garuk-garuk punggung. Beda halnya kayak hobi olahraga yang membutuhkan gerak seluruh badan. Duh gak cocok buat anak-anak mageran seperti gue. Apalagi perintah pertama Tuhan kepada umat muslim adalah Iqro a.k.a bacalah. 


Jadi gue mau urutin, daftar buku-buku yang gue baca selama bulan Maret kemarin.


1. Laut Bercerita


Laut Bercerita merupakan buku karangan Leila S. Chudori yang rilis tahun 2017. Jujur, pertama kali lihat cover buku ini, gue pikir bergenre fantasi yang ringan untuk dibaca. Tapi, setelah gue tahu, Laut Bercerita adalah buku yang lumayan dalem, baik itu dari sisi cerita maupun makna yang disampaikan.


Bergenre His-Fi, Laut Bercerita mengangkat kisah para mahasiswa Indonesia yang hilang secara misterius di era orde baru. Perjuangan mereka yang menuntut keadilan atas kepergian 13 orang yang sampai saat ini tidak ada kejelasannya, menjadi pesan penting yang ingin disampaikan oleh Laila.


Laut Bercerita berhasil membawa gue menyelami bagaimana kelamnya sejarah hitam bangsa Indonesia di bawah pimpinan Soeharto.


2. Keajaiban Toko Kelontong Namiya


Mungkin Keajaiban Toko Kelontong Namiya karya Keigo Higashino jadi buku favorit yang gue baca di bulan Maret. Cukup satu kata untuk menggambarkan seluruh isi dari buku ini, Heartwarming. Premisnya unik, ceritanya menyenangkan, dialog antar karakternya juga bikin hati adem kayak lagi tiduran di lantai mushola.


Menceritakan tentang sebuah toko kelontong bernama Namiya yang menjadi tempat curhat orang-orang melalui surat. Tapi siapa sangka, kalau toko itu punya daya magis. Pasalnya, aliran waktu di dalam toko tersebut seolah berhenti. Bahkan mereka yang di dalam, bisa berinteraksi dengan dunia masa lalu melalui surat.


Hal lain yang bikin buku Keajaiban Toko Kelontong Namiya istimewa adalah adanya keterkaitan dari setiap tokoh diceritakan meskipun mereka berada di lini waktu yang berbeda. Jadi saran gue kalau mau baca buku ini, jangan terlalu buru-buru dan harus ingat setiap karakter yang diceritakan.


3. Tuhan Ada di Hatimu


Alasan kenapa gue membaca buku ini tak lain tak bukan karena sosok Habib Husein Ja'far Al-Hadar. Dijuluki sebagai imam pemuda tersesat, The Light of the Darkness, The Protector level 3.


Habib Husein dikenal sebagai pendakwah yang sedang naik daun di kalangan anak muda. Apalagi dengan kontennya bersama Coki dan Muslim yang diberi tajuk Pemuda Tersesat. Tayangan itu sukses menyita atensi banyak anak muda tersesat, termasuk gue, untuk kembali ke jalan yang lurus. Karena menurut Habib Ja’far, tersesat di jalan yang benar lebih baik daripada benar di jalan yang tersesat.


Di buku Tuhan Ada di Hatimu, Habib Ja’far mencoba memberi banyak perspektif baru terhadap Islam. Banyak kutipan-kutipan menarik yang mungkin bisa mencerahkan isi hati seseorang. Salah satu kutipan favorit gue adalah “Dakwah itu memberikan kabar gembira bukan ketakutan, memudahkan bukan mempersulit, mempersatukan bukan mencerai-beraikan”


Tersesat oh tersesat, Astagfirullah!


4. Sapiens: Riwayat Singkat Umat Manusia


Baca buku ini terasa lagi main game Civilization VI. Buku Sapiens karangan Yuval Noah Harari nyeritain tentang proses sejarah manusia yang berasal dari sebuah zat hingga menjadi “Tuhan” di muka bumi.


Ya, meskipun terkesan pelajaran biologi banget, tapi Sapiens menjelaskan banyak bidang keilmuan seperti ekonomi, sosial, budaya, geografi, fisika, kimia. Mungkin hanya satu ilmu yang gak ada di buku ini yaitu:


Ilmu Agama. Chaaaks!!


5. Re:


Judul bukunya memang hanya Re:, tapi jangan harap isinya sesingkat dua hurut tersebut. Re: adalah buku karya Maman Suherman yang diangkat dari hasil skripsinya tentang industri prostitusi di Jakarta. Re: sendiri adalah nama samaran untuk seorang pelajar yang dijadikan objek penelitian oleh Maman.


Maman Suherman menyampaikan keseluruhan buku ini dengan apik. Gue jadi banyak tahu bagaimana dunia esek-esek yang sebenarnya. 


6. Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat


Yes, salah satu buku self-improvement paling populer dalam dua tahun belakangan ini. Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat adalah buku motivasi dengan paham “radikal” karangan Mark Manson. Buku ini banyak mengajarkan hal-hal yang malah dilarang oleh buku motivasi lainnya. 


Tengok aja sub judul di buku ini seperti Kebahagiaan Itu Masalah, Anda Tidak Istimewa, Kegagalan Adalah Jalan Untuk Maju, dan Jangan Berusaha! Apa-apaan nih.


Tapi ada maksud terselubung di dalam sub judul tersebut, dan kamu perlu langsung membacanya untuk bisa memahami makna sesungguhnya.


7. The Star and I


The Star and I mungkin jadi buku yang paling gue sesali untuk dibaca bulan Maret ini. Kayaknya buku ini memang bukan gue banget. Ceritanya terlalu menye-menye dan alurnya pun datar-datar aja.


karya pertama Ilana Tan yang gue baca gagal memikat. Mungkin buku ini sangat bagus kalau dibaca pas gue berubah jadi anak cewek baru masuk SMP.


8. Malice: Catatan Pembunuhan sang Novelis


Seolah telah jatuh cinta kepada Keigo Higashino gara-gara Keajaiban Toko Kelontong Namiya, akhirnya gue bertekad untuk membaca buku Higashino lainnya. Pilihan pun jatuh kepada Malice: Catatan Pembunuhan sang Novelis.


Meskipun pengarangnya sama, tapi Malice dan Namiya bak dua sisi mata uang, saling bertolak belakang. Jika Namiya memberi kesan menyentuh, maka Malice malah membuat gue banyak berpikir. Malice memang buku detektif tentang pengungkapan kasus pembunuhan seorang novelis.


Gak seperti buku detektif lain, kisah di Malice bukan fokus untuk mencari siapa pelakunya, tapi motif apa yang membuat pelaku tega membunuh.


9. Persisten


Buku terakhir yang gue baca di bulan Maret adalah buku Persisten karangan Pandji Pragiwaksono dan Muhammad Husnil. Buku ini mengangkat kisah kerja keras seorang Pandji dalam melakukan Stand Up Comedy World Tour ke 5 benua. 


Meskipun pepatah ini klasik, tapi pepatah ini nggak pernah salah yaitu Tekun & kerja keras memang nggak akan pernah mengkhianati hasil. Yap, pesan yang coba disampaikan lewat buku Persisten.


Melihat banyaknya buku yang gue baca selama Maret ini, semoga bisa jadi batas dasar gue untuk membaca buku lebih banyak lagi di bulan berikutnya. Tentu jangan cuma membaca, tapi bisa meresapi apa yang disampaikan sang penulis dalam bukunya.


Ciao!


10 comments for "Buku-buku Gue di Bulan Maret 2021"

  1. Meski tahu beberapa judul yang disebut, ternyata belum ada yang gue baca di daftar itu. Hahaha. Belakangan ini yang dilahap cerpen-cerpen terjemahan gitu, sih. Mantap juga sebulan bisa kelar 9. Gue kayaknya 4-5 biji doang. Malah lagi kurang sreg baca, lebih doyan nonton anime belakangan ini.

    Perihal dakwah yang dibilang si habib, ya setau gue memang kalem aja dan tenang menyampaikannya. Kan malas banget dengerin orang marah-marah menggaungkan kebencian. XD

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gue kebalikannya, dulu hobi banget nonton. Tapi karena udah gak langganan netflix jadi bingung mau nonton apa haha

      Yes bener, kalau mau coba deh ikutin dakwah-dakwahnya Habib Jafar, bikin hati adem

      Delete
  2. Huaaaaaa, keren juga nih baca 10 buku. Aku mah apaaaaa, ada beberapa buku yg udh dibeli masih juga belum kebaca!

    Sepertinya aku tertarik nih sama buku "Tuhan Ada Di Hatimu". Dari judul langsung sreg, apalagu as baca kutipan, “Dakwah itu memberikan kabar gembira bukan ketakutan, memudahkan bukan mempersulit, mempersatukan bukan mencerai-beraikan”.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yaudah sini mba buat saya aja bukunya hahaha

      Bagus tuh bukunya. Banyak kutipan-kutipan menarik dari prespektif lain

      Delete
  3. Postingan ini semacam tamparan buat saya yang sebulan cuma baca 2 buku 😅

    Belakangan ini emang keliatan banget lagi rajin baca buku ya Don...
    Gilaaaa... Sebulan sampai 9 buku, entah itu prestasi atau saking gabutnya 😁

    Btw, misal minat nyari novel2 preloved murah bisa jelajah aja di grup FB Don, banyak harta karun disana.

    Satu lagi Don, ini kalau dikasih nilai ulasannya sekalian kayaknya oke juga.. bisa sekalian buat referensi 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwk iya kayaknya karena lagi gabut nih, jadinya malah ngabisin waktu baca buku

      Boleh dong bisikin bang grupnya apa, siapa tahu dapet buku murah di situ

      Iya nih, nanti gue bikinin reviewnya satu-satu deh biar sekalian dikasih nilai

      Delete
  4. Wow, keren banget bisa melahap sembilan buku dalam sebulan.
    Mana bukunya bagus-bagus pula, belum pernah baca bukunya tapi sering baca kalau judul-judul di emang recomended. Selamat ya Don sudah jadi pemamah buku yang lahap, hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saking gabutnya mungkin, jadi bingung mau ngapain. Yaudah baca-baca buku aja

      Delete
  5. Mantap, Bang, Don, review-nya on-point banget, gua juga lagi pengen mulai lagi nih, bangun kebiasaan baca buku lagi tapi dimulai dengan baca-baca blog dulu kayak zaman dulu..

    Ditunggu review buat Bulan April!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wes mantep, gue juga baru lagi aktif ngeblog. Sayang uang domain soalnya huhu

      Delete