Bulu Pantat, J-League dan Teori Permintaan
Yoyoyo Whaats Saaap
Sekarang adalah malam minggu, dan waktunya segmen Dijeh Theory kembali hadir di blog gue
wohooo. Buat yang belum tau segmen Dijeh
Theory itu apa, sepertinya kalian harus ubek-ubek dulu beberapa postingan
diblog gue ini.
Ini adalah episode ketiga dari segmen Dijeh Theory. Iya emang segmen ini masih baru atau lebih tepatnya
jarang gue mainin jadi terbengkalai gitu aja. Untuk mempersingkat kata-kata,
mari kita mulai segmen ini, Welcome to the Dijeh Theory!! *Traak dung deng trak
dung dung cees* *Suara marawis*
Pertanyaan pertama di episode kali ini, datengnya dari temen
SMP gue. Namanya Ahmad Zuhair Isnaini, gue biasa manggilnya Aji. Sekarang dia
kuliah di UNJ, kalo ga salah masuk jurusan tentang olah raga gitu. Mungkin
seabis lulus dia bakal jadi guru olah raga yang suka godain murid murid cewe
sewaktu senam lantai. Otak dia memang cabul, secabul pertanyaanya
kan di sela-sela pantat ada bulu tuh,
nah kira-kira elu pernah berpikir buat nyukur bulu itu ga? Haha
Oh hai Aji si manusia cabul, ternyata loe ahli dalam hal
perbuluan juga. Gue baru menyadarinya. Gue ga bisa bayangin kalo loe gagal jadi
guru olah raga, pasti loe bakal buka sebuah klinik konsultasi perbuluan, atau
engga loe bakal jadi penjual obat penumbuh bulu.
Soal pertanyaan loe itu, pertama loe engga mungkin tau di
pantat gue ada bulunya atau engga. Kecuali loe pernah nyebokin gue. Kedua, kalo
gue pengen nyukur bulunya, gue bingung mau nyukur pake apa. Ga mungkin gue bawa
gunting, terus pantat gue, gue hadepin ke kaca buat nyukur bulunya. Oh sungguh
gue engga bakal melakukan perbuatan kaya gitu. Takutnya pas di kaca, pantat gue
terlihat lebih charming dari muka gue. Engga ji engga, gue ga mau mau melakukan
ritual mencukur bulu pantat. Tapi kalo suatu saat loe engga jadi guru olah
raga, terus buka klinik konsultasi perbuluan, mungkin gue bakal dateng ke
klinik loe buat cukur bulu pantat gue. Terima kasih
Pertanyaan ke dua, dari Eko Wahyu, temen SMA gue. Dia adalah
temen curhat gue tentang sepak bola sewaktu SMA dulu. Setiap gue beli koran
BOLA terus gue bawa ke sekolah, maka dia lah orang pertama yang bakal minjem
koran gue. Jadi panggil dia, Eko sang peminjam koran BOLA
Karena gue pecinta sepak bola
Indonesia jadi pertanyaannya berkaitan dengan sepak bola Indonesia. Jadi gini
pertanyaannya, mengapa sampai detik ini persepak bolaan kita tertinggal dan
sangat sulit untuk bersaing di level Asia padahal kita ketahui Jepang dulu
belajar bagaimana me-manage sepak bola dari Indonesia dan sekarang Jepang jauh berada diatas kita (Indonesia).
Apa yang harus dan diperlukan untuk membuat sepak bola kita lebih maju dan
berkembang untuk jangka panjang kedepan??? Sekian terima kasih
Ah pertanyaan serius banget. Jadi gini mas Eko si peminjam
koran bola gue. Gue akan mulai cerita di era sepak bola Indonesia lagi
bagus-bagusnya, tepatnya di era 70an ke bawah. Disana prestasi Timnas Indonesia
sangatlah gemilang. Bahkan di era seperti itu, kita bisa menggilas Korea dan
Jepang dengan skor telak 4-0!. Di era itu juga kita pernah juara di Merdeka
Games, King’s Cup, bahkan Runner up
Asians Games. Kenapa? Karena di era itu dimana Timnas masih dilatih oleh
pelatih maha legendaris om Tony Pogacknick, Timnas engga main karena uang. Tapi
mereka bermain karena Nasionalisme. sehingga daya juang pemain meningkat,
meskipun gaji mereka engga lah cukup. Yang ada cuma iming-iming heroik: “akan diterima presiden Soekarno di
Istana presiden jika jadi juara”. Terlebih jiwa Nasionalisme presiden Soekarno
yang sangat mendukung kemajuan sepak bola Indonesia. Terbukti kita punya
Gelorang bung karno. Sekarang mana ada Gelora pak Harto, gelora Mega Wati atau
Gelora SBY?
Timnas yang baik, tak terlepas dari liga yang baik juga. Dulu
kita punya Galatama, liga semi profesional pertama di Indonesia. Bahkan
Galatama ini adalah liga sepak bola terbaik di Asia kala itu. Jepang pun belajar selama 10 tahun ke liga
Galatama dalam hal manajemen liga dan unsur-unsur lainnya. Tapi semua berubah
ketika Era orde baru datang. Tak hanya berimbas di Politik, unsur KKN ala orde
baru pun tumbuh di sepak bola. Saat itu, galatama hancur seketika karena diduga
adanya suap, pengaturan skor dan bobroknya menejemen karena dikelola oleh orang
yang salah. Hasilnya? Bisa di lihat prestasi timnas di era 90an ampe sekarang. Mengecewakan?
Pasti.
Dan jepang dengan J-League nya, sekarang sudah sangat maju.
Dikelola dengan sangat amat profesional. didukung oleh berbagai stakeholder
macam pemerintah dan bantuan sponsor-sponsor industri yang ada di Jepang,
membuat J-League menjadi salah satu liga terbaik di Asia. Dalam urusan
pengembangan pemain muda, J-League mempunya program dimana setiap klub
diharuskan memiliki tim yang sesuai dengan tingkatan umur mulai dari U9, U14,
U18, U21. Itu membuat banyak pemain muda berbakat di Jepang sudah di tempa di
liga seketat J-League. Sekarang bisa diliat di Eropa, semakin bertebarannya
banyak pemain Jepang, terutama di Liga Jerman. Beda sekali dengan liga kita
ISL, Bahkan untuk pembinaan pemain muda, ISL cumen punya liga U21. Itu pun
belum dikelola secara maksimal. Itu lah yang menjadi dasar kenapa sepak bola
Indonesia sekarang sudah kalah level dari pada sepak bola Jepang. Huhft otak
gue langsung nge-hank.
Pertanyaan terakhir untuk episode Dijeh Theory minggu ini
datang dari Claudia Andriani, temen kampus gue.
Dijeh milih Prabowo atau Jokowi?
Terangkan alasannya ala ekonomi !
Hai Claudia, temen kampus gue. Tapi setelah membaca
pertanyaan loe itu. Loe kayanya bukan lagi temen kampus gue tapi lebih pas jadi
dosen Makroekonomi gue.
Sebenarnya udah basi banget buat bahas milih Jokowi atau
Prabowo, toh udah ketauan siapa yang menang. Terlebih kalo loe lagi kurang
kerjaan kemudian baca isi twitter dan blog gue, pasti udah tau gue milih siapa.
Ya betul Amin Rais. YA BUKAN LAH! Gue adalah sukarelawan Jokowi
Hmm gue jelasin pake teori Permintaan deh. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi permintaan, pertama adalah Selera. Misalnya
orang-orang Zimbabwe suka banget sama kulit lumpia, otomatis permintaan kulit
lumpia di zimbabwe bakal tinggi. Sama aja kaya gue atau teman teman gue lainnya
yang milih Jokowi. Gue udah bosen dipimpin oleh pemimpin dari angkatan militer.
Bosen dipimpin pemimpin yang terlalu banyak janji tapi kerjanya engga terbukti.
Selera gue sekarang adalah pemimpin yang sederhana, nyata kerjanya, dicintai
rakyatnya. Dan ternyata selera gue sama dengan selera 53% pemilih pilpres
kemaren.
Faktor kedua adalah harga barang pengganti atau substitusi.
Contohnya andai harga naik kereta dari Madagaskar ke Ethiopia itu 499 dollar
dan dengan lokasi yang sama harga naik pesawat 500 dollar. Ya pasti orang
madagaskar lebih milih naik pesawat buat pergi ke Ethiopia. Permintaan pesawat
tinggi. Sama aja kaya pemilihan presiden. Pilihannya ada dua, Jokowi atau
Prabowo. Kalo ga bisa milih Jokowi, ya substitusinya milih prabowo. Itu sama
aja, loe ga bisa beli Ferrari jadi mampunya cuma beli mobil Timor. Anies
Baswedan Pernah bilang “Menentukan presiden sekarang sangatlah mudah, kalo
pilihannya Cuma Jokowi atau Prabowo”.
Faktor ketiga, faktor barang pelengkap misalnya kompor sama
minyak tanah. Andai minyak tanah harganya mahal. Permintaan kompor minyak bakal
turun.. Sama aja kaya Presiden. Menteri adalah barang pelengkap dari presiden.
Gue suka prabowo tapi engga suka barang pelengkapnya, iya menteri-menteri yang
bakal diangkat ama prabowo nanti menurut gue adalah orang-orang barisan sakit
hati yang dulu pernah dikecewain. Gue pilih Jokowi karena dilengkapi oleh orang
dibalik layarnya yang kompeten semacam Anies Baswedan dll.
Mungkin itulah alasan gue kenapa harus milih Jokowi wahai
Claudia. Untungnya loe nanya seabis pilpres selelai, jadi tulisan gue ini bukan
Black Campaign atau kampanye terselubung hoho.
***
Pertanyaan di episode kali ini emang serem-serem ya. Pada
serius amat kaya mau Ujian susulan. Tapi semoga jawaban gue cukup memuaskan.
(APANYE YANG MEMUASKAN!)
Mungkin kalo ada yang mau meramaikan segmen Dijeh Theory ini,
kalian bisa bertanya akan hal apapun ke gue dan bakal gue jawab di episode
selanjutnya. Pertanyaan kalian bisa dikirim lewat:
Twitter gue: @dijeh26
FB Gue: Doni Jaelani
Email: doni_jaelani77@yahoo.com
LINE: dijeh26
Atau kotak komentar di bawah
Hahaha.. :)
ReplyDeleteHalo Doni atau dipanggilnya Dijeh ya?
Lucu dan memang bkin ngakak sih postinganmu *tapi dalam rasional juga*
Bermanfaat dan menggelitik.
Terima kasih atas postingan kamu.
Salam blogwalking. Sanz Yu
(www.sanz-yu.blogspot.com)
Haha iya makasih Sanz yu. :)
DeleteSalam blogwalking juga
keren postingannya :)
ReplyDelete--------numpang promosi--------
Ini kisah ketika si Roni menjalani hubungannya dengan Luna yang hanya LDR-an doang. Mau tau apa kisahnya? Hanya di blog absurd gue.
> http://farhanakal.blogspot.com/2014/05/ldr.html
> http://farhanakal.blogspot.com/2014/06/ldr2.html
> http://farhanakal.blogspot.com/2014/08/ldr3.html
Makasih bro farhan
Deletegue udah baca, postingan loe itu hoho
Pertanyaan yang pertama memang gokil hahaha.
ReplyDeleteKeren lah;)
Haha makasih mbak Yovie
DeleteHastagaaaaaah.... pertanyaan pertamaaaaa bikin ngakak :)))
ReplyDeleteSantai mbak santaii
DeleteHahaha.. yang pertama kocak. Bukan pertanyaannya, tapi cara lu ceritainnya. Keren.
ReplyDeleteKedua dan ketiga kayaknya otak gua gak mampu mencerna, itu terlalu serius. :D
Sewaktu ceritain pertanyaan yang pertama, otak gue emang sempet kegetok kunci Inggirs
Delete